Kamis, 20 Desember 2012

Asuhan Keperawatan ASMA Pada Lansia

Pendahuluan
Lansia mewakili sebagian besar stereotif kelompok usia. Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang terjadi pada semua orang.Ketika seseorang bertambah tua pertahanan tubuh mereka terhadap organisme asing mengalami penurunan, sehingga mereka rentan untuk menderita berbagai penyakit kronis salah satunya penyakit asma (1)

Definisi

Asma adalah penyakit peradangan saluran napas dan penyumbatan saluran napas yang ditandai oleh adanya gejala intermiten termasuk mengi, rasa sesak di dada dan revesibel, akibat adanya reaksi terhadap suatu rangsangan langsung/tidak langsung (3,4)

Faktor penyebab yang sering menimbulkan asma perlu diketahui dan sedapat mungkin dihindarkan. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah: (6)
1. Alergen utama: debu rumah, spora jamur, dan tepungsari rerumputan
2. Iritan seperti asap, bau-bauan, dan polutan
3. Infeksi saluran napas terutama yang disebabkan oleh virus
4. Perubahan cuaca yang ekstrem


Konsep Asuhan keperawatan

1. Anamnesis
Pengkajian mengenai nama, umur, dan jenis kelamin perlu dilakukan pada klien dengan asma. Serangan asma pada usia dini memberikan implikasi bahwa sangat mungkin terdapat status atopik. Serangan pada usia dewasa dimungkinkan adanya faktor non-atopik. Tcmpat tinggal menggambarkan kondisi lingkungan tcmpat klien bcrada.Bcrdasarkan alamat tcrsebut, dapat diketahui pula faktor yang mcmungkinkan menjadi pencctus serangan asma. Status perkawinan dan gangguan emosional yang timbul dalam keluarga atau lingkungan merupakan faktor pencctus serangan asma. Pekerjaan serta suku bangsa juga pcrlu dikaji untuk mengctahui adanya pemaparan bahan alergen. Hal lain yang perlu dikaji dari idenlitas klicn ini adalah tanggal masuk rumah sakit (MRS), nomor rekam medis, asuransi kesehatan, dan diagnosis medis.
Keluhan utama meliputi sesak napas, bernapas terasa berat pada dada, dan adanya kcluhan sulit untuk bernapas.

2. Riwayat penyakit sekarang
Klien dengan serangan asma datang mencari pertolongan tcrutama dengan keluhan sesak napas yang hebat dan mendadak, kemudian diikuti dengan gcjala-gejala lain scperti wheezing, penggunaan otot bantu pernapasan, kelelahan, gangguan kesadaran, sianosis, dan perubahan tekanan darah.
Perawat perlu mengkaji obal-obatan yang biasa diminum klien dan memeriksa kembali setiap jenis obat apakah masih relevan untuk digunakan kembali.

3. Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit yang pernah diderita pada masa-masa dahulu seperti adanya infeksi saluran pernapasan atas, sakit tenggorokan, amandel, sinusitis, dan polip hidung.Riwayat serangan asma, frekuensi, waktu, dan alergen-alergen yang dicurigai sebagai pencetus serangan, serta riwayat pengobatan yang dilakukan untuk meringankan gejala asma.

4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pada klien dengan serangan asma perlu dikaji tentang riwayat penyakit asma atau penyakit alergi yang lain pada anggota keluarganya karena hipersensitivitas pada penyakit asma ini lebih ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan.

5. Pengkajian Psiko-sosio-kultural
Kecemasan dan koping yang tidak efektif sering didapatkan pada klien dengan asma bronkhial. Status ekonomi berdampak pada asuransi kesehatan dan perubahan mekanisme peran dalam keluarga.
Gangguan emosional seringdipandang sebagai salah satu pencetusbagi serangan asma baik gangguan itu berasal dari rumah tangga, lingkungan sekitar, sampai lingkungan kerja.Seorang dengan bcban hidup yang berat lebih berpotensial mengalami serangan asma.Bcrada dalam keadaan yatim piatu, mengalami ketidakharmonisan hubungan dengan orang lain, sampai mengalami ketakutan tidak dapat menjalankan peranan seperti semula.

6. Pola Resepsi dan Tala I.aksana Hidup Sehat
Gejala asma dapat membatasi manusia untuk berperilaku hidup normal sehingga klien dengan asma harus mengubah gaya hidupnya sesuai kondisi yang lidak akan menimbulkan serangan asma.

7. Pola Hubungan dan Peran
Gejala asma sangat membatasi klien unluk menjalani kehidupannya secara normal.Klien pcrlu menyesuaikan kondisinya dengan hubungan dan peran klien, baik di lingkungan rumah tangga, masyarakat, ataupun lingkungan kerja serta perubahan peran yang terjadi setelah klien mengalami serangan asma.

8. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Perlu dikaji tentang persepsi klien tarhadap penyakitnya.Persepsi yang salah dapat menghambat respons kooperatif pada diri klien. Cara memandang diri yang salah juga akan menjadi stresor dalam kehidupan klien. Semakin banyak stresor yang ada pada kehidupan klien dengan asma dapat meningkatkan kemungkinan serangan asma berulang.

9. Pola Penanggulangan Stres
Stres dan ketegangan emosional merupakan faktor instrinsik pencetus serangan asma.Olch karena itu, perlu dikaji penyebab terjadinya stres. Frekuensi dan pengaruh stres terhadap kehidupan klien serta cara penanggulangan terhadap stresor.

10. Pola Sensorik dan Kognitif
Kelainan pada pola persepsi dan kognitif akan mempengaruhi konsep diri klien dan akhirnya mempengaruhi jumlah stresor yang dialami klien sehingga kemungkinan terjadi serangan asma berulang pun akan semakin tinggi.

11. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
Kedekatan klien pada sesuatu yang diyakininya di dunia dipercaya dapat meningkatkan kekuatan jiwa klien.Keyakinan klien terhadap Tuhan dan mendekatkan diri kepada-Nya merupakan metode penanggulangan stres yang konstruktif.

12. Pemeriksaan Fisik
Perawat juga perlu mengkaji tentang kesadaran klien, kecemasan, kegelisahan, kelemahan suara bicara, denyut nadi, frekuensi pernapasan yang meningkat, penggunaan otot-otot bantu pernapasan, sianosis, batuk dengan lendir lengket, dan posisi istirahat klien.

Diagnosa Keperawatan
1.Ketidak efektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan adanya Bronkhokonstriksi, bronkhospasme, edema mukosa dan dinding bronkhus, serta sekresi mukus yang kental.
2.Risiko tinggi ketidakefektifan pola napas yang berhubungan dengan peningkatan kerja pernapasan, hipoksemia, dan ancaman gagal napas.
3.Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan serangan asma menetap.
4.Gangguan pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan penurunan nafsu makan.
5.Gangguan ADL yang berhubungan dengan kelemahan fisik umum, keletihan.
6.Cemas yang berhubungan dengan adanya ancaman kematian yang dibayangkan (ketidakmampuan untuk bernapas).
7.Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat mengenai proses penyakit dan pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA

1.Sanley, Mickey. Buku ajar keperawatan gerontik. Alih bahasa Nety juniarti, Sari kurnianingsih; Editor alih bahasa Indonesia, Eny meiliya, Monica ester, Ed. 2 Jakarta: EGC, 2006.

2.Purnomo, Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian asma bronkial pada anak (studi kasus di RS Kabupaten Kudus), Program pasca sarjana Universitas Diponegoro, Semarang, 2008.

3.Macphee stephen J, William F. G., Patofisiologi penyakit: Pengantar menuju kedokteran klinis. Alih bahasa, Braham U.P.; editor edisi bahasa Indonesia, Frans dany. Edisi 5. Jakarta: EGC, 2010.

4.Nugroho, Sigit, Terapi pernapasan pada penderita asma, Fakultas ilmu keolahragaan, Universitas Yogyakarta, 2008.

5.Maryam S.R., Mia Fatma E., Rosida, et.al. Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta: Salemba Medika, 2008.

6.Soumantri, Irman. Keperawatan Medikal bedah : Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan. Jakarta : salemba medika, 2007.

7.Arief muttaqin. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan sistem pernapasan. Jakarta : Salemba Medika, 2009.

8.Baughman, Diane C. Keperawatan medikal-bedah : buku saku untuk Brunner dan Suddarth / penulis, Diane C. Baughman, JoAnn C. Jakarta : EGC, 2000.

9.Nanda International. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta : EGC, 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Cari Blog Ini

Pengikut