Senin, 02 Agustus 2010

Lemak untuk penyembuhan Epilepsi

Epilepsi atau ayan adalah penyakit saraf menahun yang menimbulkan serangan mendadak berulang-ulang tak beralasan. Penyakit ini menyerang syaraf otak sehingga efektivitasnya berlebih dan penderitanya mengalami kesulitan untuk berfikir. Aada diet yang cocok untuk penderita epilepsi, sebutannya adalah diet ketogenik.

Penyakit epilepsi merupakan gejala yang bisa menimpa siapa saja baik itu anak-anak atau orang dewasa. Bahaya utama dari penyakit ini bukanlah sifatnya yang menular, melainkan waktu kekambuhannya yang tak dapat diduga yang tak hanya dapat mencederai penderitanya sendiri, tapi juga orang-orang di sekitarnya.

Meski begitu, epilepsi tidaklah identik dengan keterbelakangan mental. Bahkan beberapa orang ternama juga menderita penyakit ini, sebut saja Isaac Newton, Agatha Christie, Julius Cesar, dan Napoleon Bonaparte. Epilepsi dapat disembuhkan dengan beberapa obat seperti carbamazepine, carbatrol, clobazam, dan clonazepam yang terlebih dahulu mesti dikonsultasikan ke dokter. Atau, dapat juga dengan cara diet ketogenik.

Diet tinggi lemak
Ini merupakan metode diet tinggi lemak, tapi rendah karbohidrat. Diet ini biasanya digunakan untuk penyembuhan epilepsi pada anak yang umumnya sulit dengan obat-obatan. Diet ketogenik biasanya digunakan sebagai terapi epilepsi. Melalui diet ketogenik, lemak menjadi sumber energi dan keton terakumulasi di dalam otak sehingga menjadi tinggi kadarnya (ketosis). Keadaan ketosis ini dipercaya dapat menghasilkan efek antikonvulsi, yang dapat mengurangi simptom epilepsi dengan mengurangi frekuensi dan derajat kejang, meskipun bagaimana mekanisme biokimia peristiwa ini belum diketahui dengan pasti.

Para penganut diet ini, dianjurkan banyak memakan makanan yang memiliki lemak tinggi, seperti: daging. Sebaliknya, makanan yang tinggi akan karbohidrat, seperti roti, tepung, nasi, gandum, dan sereal haruslah dibatasi.

Pada anak-anak diet ini dirasakan lebih efektif dibandingkan orang dewasa, khususnya pada saat obat antikolvusan tidak bekerja secara efektif atau menjadi kontraindikasi.
Sumber : www.kalbe.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Cari Blog Ini

Pengikut